Rabu, 15 Maret 2017

apa memang masalalu itu tempatnya di masa lalu? apa masa lalu tidak bisa dijadikan masa depan? jujur, aku bahagia saat bagian dari masa lalu ku yg pernah ku harapkan (dulu) datang dan kembali lagi.
ya, perasaan itu masih sama. sama seperti 5th yang lalu.
sayang? masih. jelas. seringkali aku bilang jika dia telah mempunyai posisi tersendiri disini (hati)
tapi ada satu hal yang mengganjal perasaanku. jika dulu dia bilang "sayang kamu" adalah hal yang paling membahagiakan kenapa sekarang itu terdengar biasa saja? bahkan aku pun merasa ragu ketika menjawab hal yg sama apa yg dia ucapkan. apa perasaanku sudah berubah? apa sayang ku masih sama?
aku takut jika keputusanku ini hanya sebatas ambisi ku dimasalalu?
apa benar setelah 3th berpisah tanpa kabar masih menjamin rasa yg sama? pertanyaan itu yang sering berputar putar di otakku.
bahagia? ya. aku selalu bahagia disisinya. tenang, nyaman, seakan akan dia adalah oksigen untukku yang jika tanpanya aku bisa mati perlahan. melankolis? tidak. ini benar. aku berkata jujur.
dan ketika dia adalah oksigen bagiku keadaan harus memisahkan kebersamaanku. aku tidak suka hubungan yg terhalang oleh jarak. karna aku selalu kalah oleh jarak.
terlalu banyak impian, harapan yang aku gantung tinggi untuk nanti bisa bersamanya. satu hal yg tak pernah aku pikirkan jika menjalin hubungan dengan orang lain, masa depan. tapi dengan dia itu seakan pengecualian. aku selalu berharap hal yang indah indah. seperti bagaimana nanti kami menghabiskan senja bersama sambil meminum teh. membicarakan hal hal yang tak perlu. berdiskusi tentang apa yg sedang terjadi atau bahkan hal yang belum terjadi. menyenangkan bukan? sangat menyenangkan. tapi hanya di angan angan ku. miris.
ini bukan pertama kalinya kami bertengkar. maksudku dia diam tanpa kabar. karna apa? kesalahanku. selalu.
jadi aku harus bagaimana? dia memang pencemburu yang hebat. sedangkan aku pembuat orang cemburu. menurutmu apa hubungan seperti itu bisa bertahan? entahlah. yang jelas hubungan kami sekarang tidak dalam kondisi yg baik.
dia lelah bertahan dan aku lelah memperjuangkan. gambarannya seperti itu.
teruntuk kamu yang menjadi topik utama dalam tulisan ini aku hanya bisa berharap yang terbaik untuk kita. dan seperti apa kita nanti percayalah saat terbaikku adalah dengan kamu. dan akan seperti apa aku setelah tanpa kamu biarlah. setidaknya kita telah menyelesaikan apa yang telah kita mulai.

-Di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar